Jumat, 17 April 2015

PENYESUAIAN DIRI,PERTUMBUHAN PERSONAL dan STRESS

TUGAS KE 2
NAMA : IRMA DAMAYANTI
KELAS : 2PA13
NPM : 14513492

PENYESUAIAN DIRI,PERTUMBUHAN PERSONAL dan STRESS

A. PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN
1. Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri alih bahasa dari adjustment. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Lazarus (1961), adjustment involves reaction of the person to demand imposed upon him. (Sundari, Siti. 2005. Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta: Rineka Cipta)
Demikian pula pendapat Thorndike dan Hogen yang disitir oleh Mustafa Fahmi (1977) sebagai berikut: penyesuaian diri merupakan kemampuan individu untuk mendapatkan ketentraman secara internal dan hubungannya dengan dunia sekitar. (Sundari, Siti. 2005.Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta: Rineka Cipta)
Maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah kemampuan individu sebagai reaksi atas penanganan dalam menghadapi tekanan yang dibebankan dari orang lain dan lingkungan sekitar untuk mencapai kedamaian dan ketentraman secara internal maupun eksternal serta menjalin hubungan baik dengan lingkungan sekitar dan komponen – komponen pendukung didalamnya.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.
Scheneiders (1964: 51) mengemukakan beberapa kriteria penyesuaian yang tergolong baik (well adjusment) ditandai dengan:
1. pengetahuan dan tilikan terhadap diri sendiri,
2. obyektivitas diri dan penerimaan diri,
3. pengendalian diri dan perkembangan diri,
4. keutuhan pribadi,
5. tujuan dan arah yang jelas,
6. perspektif, skala nilai dan filsafat hidup memadai,
7. rasa humor,
8. rasa tanggung jawab,
9. kematangan respon,
10. perkembangan kebiasaan yang baik,
11. adaptabilitas,
12. bebas dari respon-respon yang simptomatis (gejala gangguan mental),
13. kecakapan bekerja sama dan menaruh minat kepada orang lain,
14. memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain,
15. kepuasan dalam bekerja dan bermain, dan
16. orientasi yang menandai terhadap realitas.
Schneiders (1964: 51) mengungkapkan bahwa individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik (well adjustment person) adalah mereka dengan segala keterbatasannya, kemampuannya serta kepribadiannya telah belajar untuk bereaksi terhadap diri sendiri dan lingkungannya dengan cara efisien, matang, bermanfaat, dan memuaskan. Efisien artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut dapat memberikan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan tanpa banyak mengeluarkan energi, tidak membuang waktu banyak, dan sedikit melakukan kesalahan. Matang artinya bahwa individu tersebut dapat memulai dengan melihat dan menilai situasi dengan kritis sebelum bereaksi. Bermanfaat artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut bertujuan untuk kemanusiaan, berguna dalam lingkungan sosial, dan yang berhubungan dengan Tuhan. Selanjutnya, memuaskan artinya bahwa apa yang dilakukan individu tersebut dapat menimbulkan perasaan puas pada dirinya dan membawa dampak yang baik pada dirinya dalam bereaksi selanjutnya. Mereka juga dapat menyelesaikan konflik-konflik mental, frustasi dan kesulitan-kesulitan dalam diri maupun kesulitan yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya serta tidak menunjukkan perilaku yang memperlihatkan gejala menyimpang.
• * Variasi Penyesuaian Diri
Schneiders (1964: 429) mengungkapkan setiap individu memiliki pola penyesuaian yang khas terhadap setiap situasi dan kondisi serta lingkungan yang dihadapinya. Bagaimana individu menyesuaikan diri di lingkungan rumah dan keluarganya, di sekolahnya, bagaimana individu dapat menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, serta cara menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial menentukan adanya variasi penyesuaian diri (Varietas of Adjustment), artinya adanya klasifikasi penyesuaian diri yang berdasarkan pada masalah dan situasi yang dihadapi dan berkaitan dengan tuntutan lingkungan. Empat variasi penyesuaian diri yang lebih penting dan krusial dalam kehidupan seorang manusia yaitu:
• Penyesuaian dengan dirinya sendiri (Personal Adjustment)
• Penyesuaian sosial (Social Adjustment)
• Penyesuaian diri dengan pernikahan (Marital Adjustment)
• Penyesuaian diri dengan pekerjaan (Vocational Adjustment).

2. Pertumbuhan Personal
Pribadi manusia adalah suatu proses organis dan bukan suatu proses mekanis. Kita tidak lagi berbicara tentang membangun, melainkan tentang mengasuh, tidak lagi tentang melekatkan dasar-dasar melainkan tentang menumbuhkan akar-akar, tidak lagi menanamkan melainkan menstimulasi dan menjawab kebutuhan-kebutuhan secara baik.
Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus-menerus. Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan yang terjadi sebelumnya.
Kita sebagai manusia akan selalu mengalami dua aspek pertumbuhan pribadi. Pada satu pihak, kita mempunyai irama dan bobot pertumbuhan pribadi yang sifatnya individual. Irama serta bobot pertumbuhan ini mungkin cepat mungkin lambat, mungkin sehat dan berlangsung secara baik dari tahap yang satu ke tahap lainnya, mungkin sangat menggembirakan dan menghasilkan suatu pribadi yang normal. Namun ada juga orang lain yang irama serta bobot pertumbuhannya kurang baik, kurang sehat, sehingga pribadi yang dihasilkan tidak normal
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
1. Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
2. Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
3. Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
Dari semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. Adapun aliran-aliran yang menjelaskan tentang pertumbuhan personal antara lain :

a. Aliran asosiasi : perubahan terhadap seseorang secara bertahap karena pengaruh dan pengalaman atau empire (kenyataan) luar, melalui panca indera yang menimbulkan sensasiton (perasaan) maupun pengalaman mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflektion.
b. Aliran psikologi gestalt : pertumbuhan adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
c. Aliran sosiologi : pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat yang semula asosial maupun sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan. Pertumbuhan individu sangat penting untuk dijaga dari sejak lahir agar bisa tumbuh menjadi individu yang baik dan berguna untuk sesamanya.
B.STRES
1.Apa itu stress???
Menurut Hans Selye, “stress adalah respons manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya” (Pusdikes,Dep.Kes.1989)
Menurut Lazarus (1976) stres adalah suatu keadaan psikologis individu yang disebabkan karena individu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal.
Menurut Korchin (1976) keadaan stres muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar biasa atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integritas seseorang
Menurut Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brect (2000) bahwa yang dimaksud stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu didalam lingkungan tersebut
Dari pengertian stress menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa stress merupakan gangguan yang berupa fisik maupun fisik yang disebabkan oleh tidak mampunya individu menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya.
2.Arti penting stress
Stress juga dibutuhkan dalam kehidupan ini, jika seseorang tidak pernah mengalami stress hidupnya akan hampa, tidak ada yang namanya tantangan. Stress tidak berarti negatif (distress), stresspun ada yang bersifat positif (uestress) untuk menyeimbangkan proses kehidupan kita.
• Efek-Efek stress menurut hans selye
Menurut Hans Selye, ahli endokrinologi terkenal di awal 1930 tidak semua jenis stres bersifat merugikan. Berikut adalah beberapa efek dari stress:
1. Local Adaptation Stres.
Local Adaptation Stress adalah ketika tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres. Respon setempat ini contohnya seperti pembekuan darah, penyembuhan luka, akomodasi cahaya, dan masih banyak lagi. Responnya berlangsung dalam jangka yang sangat pendek. Karakteristik dari LAS adalah respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system, respon bersifat adaptif sehingga diperlukan stresor untuk menstimulasinya, respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus, dan respon bersifat restorative.
2. General Adaptation Syndrome
General Adaptation Syndrome adalah istilah penting dari Hans Selye yang ditemukan saat membahas tentang stress. Menurutnya ketika organisme berhadapan dengan stressor, dia akan mendorong dirinya sendiri untuk melakukan tindakan. Usaha ini diatur oleh kelenjar adrenal yang menaikkan aktivitas sistem syaraf simpatetik. Reaksi fisiologis tubuh terhadap perubahan-perubahan akibat stress itulah yang disebut sebagai General Adaption Syndrome. GAS terdiri dalam tiga fase :
a. Alarm reaction (reaksi peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor dengan baik. Apabila ada rasa takut atau cemas atau khawatir tubuh akan mengeluarkan adrenalin, yaitu hormon yang mempercepat katabolisme untuk menghasilkan energi untuk persiapan menghadapi bahaya mengacam ditandai dengan denyut jantung bertambah dan otot berkontraksi.
b. The stage of resistance (reaksi pertahanan). Reaksi terhadap stressor sudah mencapai atau melebihi tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini, mulai timbul gejala-gejala psikis dan somatis. Respon ini disebut juga coping mechanism. Coping berarti kegiatan menghadapi masalah, misalnya kecewa diatasi dengan humor.
c. Stage of exhaustion (reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-gejala psikosomatik tampak dengan jelas. Gejala psikosomatis antara lain gangguan penceranaan, mual, diare, gatal-gatal, impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan lainnya.
3.Jenis Stres
1. Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
a. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
b. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
2. Dua jenis stres menurut Holahan (1981) yaitu:
a. Systemic stres yang didefinisikan oleh Selye (dalam Holahan, 1981) sebagai respon non fisik dari tubuh terhadap beberapa tuntutan lingkungan. Selye mengidentifikasikan 3 tahap respon sistemik tubuh terhadap kondisi-kondisi penuh stres, Yng diistilahkan General Adaption Syndrome (GAS). Tahap pertama adalah alarm reaction. Tahap ini bisa diartikan sebagai pertahanan tubuh, tahap kedua adalah resistance atau adaptasi dan tahap ketiga adalah exhaustion atau kelelahan.
b. Psychological stress.

4.Tipe-tipe Stress Psikologi :
a. Tekanan
Tekanan terjadi akibat adanya tuntutan atau tujuan tertentu yang memaksa seseorang untuk bertingkah laku tertentu untuk mencapai suatu sasaran.
b. Frustasi
Terjadi karena adanya tuntutan yang tidak bisa terpenuhi atau tidak sesuai harapan, sehingga membuat seseorang putus atas dan frustasi.
c. Konflik
Konflik terjadi karena adanya pertentangan keinginan pribadi dengan tuntutan orang lain, atau munculnya dua motif yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.
d. Kecemasan
Kecemasan muncul apabila individu merasa jika keinginannya tidak dapat terpenuhi tepat waktu atau khawatir apabila munculnya tuntutan dari orang lain sebelum keinginan pribadinya tercapai
5.Symtom, reducing responses
Symtom, reducing responses terhadap stress, mekanisme pertahanan diri, dan Strategi Coping dalam mengatasi Stress ''Minor''

a. Symtom atau lebih di kenal dengan Gejala
menurut The American Institute of Stress, sysmptom atau gejala stress ada 50, yaitu :
1. Frequent headaches, jaw clenching or pain
2. Gritting, grinding teeth
3. Stuttering or stammering
4. Tremors, trembling of lips, hands
5. Neck ache, back pain, muscle spasms
6. Light headedness, faintness, dizziness
7. Ringing, buzzing or “popping sounds
8. Frequent blushing, sweating
9. Cold or sweaty hands, feet
10. Dry mouth, problems swallowing
11. Frequent colds, infections, herpes sores
12. Rashes, itching, hives, “goose bumps”
13. Unexplained or frequent “allergy” attacks
14. Heartburn, stomach pain, nausea
15. Excess belching, flatulence
16. Constipation, diarrhea, loss of control
17. Difficulty breathing, frequent sighing
18. Sudden attacks of life threatening panic
19. Chest pain, palpitations, rapid pulse
20. Frequent urination
21. Diminished sexual desire or performance
22. Excess anxiety, worry, guilt, nervousness
23. Increased anger, frustration, hostility
24. Depression, frequent or wild mood swings
25. Increased or decreased appetite
26. Insomnia, nightmares, disturbing dreams
27. Difficulty concentrating, racing thoughts
28. Trouble learning new information
29. Forgetfulness, disorganization, confusion
30. Difficulty in making decisions
31. Feeling overloaded or overwhelmed
32. Frequent crying spells or suicidal thoughts
33. Feelings of loneliness or worthlessness
34. Little interest in appearance, punctuality
35. Nervous habits, fidgeting, feet tapping
36. Increased frustration, irritability, edginess
37. Overreaction to petty annoyances
38. Increased number of minor accidents
39. Obsessive or compulsive behavior
40. Reduced work efficiency or productivity
41. Lies or excuses to cover up poor work
42. Rapid or mumbled speech
43. Excessive defensiveness or suspiciousness
44. Problems in communication, sharing
45. Social withdrawal and isolation
46. Constant tiredness, weakness, fatigue
47. Frequent use of over-the-counter drugs
48. Weight gain or loss without diet
49. Increased smoking, alcohol or drug use
50. Excessive gambling or impulse buying
6.Pendekatan problem solving terhadap stress bagaimana meningkatkan toleransi stress.
Salah satu cara dalam menangani stres yaitu menggunakan metode Biofeedback, tekhniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stres kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai feedback.
Melakukan sugesti untuk diri sendiri, juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendiri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah kepada Tuhan).Meningkatkan Toleransi Stress dan Pendekatan Berorientasi terhadap Tugas
Meningkatkan toleransi terhadap stres, dengan cara meningkatkan keterampilan/kemampuan diri sendiri, baik secara fisik maupun psikis, misalnya, Secara psikis: menyadarkan diri sendiri bahwa stres memang selalu ada dalam setiap aspek kehidupan dan dialami oleh setiap orang, walaupun dalam bentuk dan intensitas yang berbeda.

Daftar pustaka :
http://anugrahutami.blogspot.com/2013/06/tugas-1-penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html
http://wulanwulan61.blogspot.com/2013/06/tulisan-1-penyesuaian-diri-dan.html
http://indrapurnama3606.blogspot.com/2013/04/konsep-penyesuaian-diri-reducing.html
http://deevashare.blogspot.com/2012/05/stres-jenis-aspek-penyebab-reaksi-fisik.html
http://anjaskusuma.blogspot.com/2013/05/penyesuaian-diri-dan-stress.html