Kamis, 27 Oktober 2016

ARSITEKTUR KOMPUTER & STRUKTUR KOGNITIF MANUSIA

TUGAS 2
Nama : Irma Damayanti
Kelas: 4PA13
NPM : 14513492

ARSITEKTUR KOMPUTER & STRUKTUR KOGNITIF MANUSIA

A. ARSITEKTUR KOMPUTER
1. Pengertian Arsitektur Komputer
Arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya).
Sora (2014) mengatakan bahwa arsitektur komputer adalah dapat dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus sebagai suatu seni mengenai cara interkoneksi antara berbagai komponen perangkat keras atau hardware untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang dapat memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan juga target biayanya.
Dari uraian diatas, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa sebenarnya arti dari arsitektur komputer itu sendiri adalah susunannya dari bagian komputer yang terkecil hingga dapat membentuk sebuah komputer yang layak untuk digunakan.

2. Komponen - komponen dari arsitektur komputer antra lain :
- Input , perangkat keras komputer yang berfungsi sebagai alat untuk memasukan data atau perintah ke dalam komputer yang berupa signal input atau maintenance input
- Pemroses, sebuah komponen komputer yang bekerja untuk mengolah data yang masuk ke dalam komputer
- Penyimpanan, sebuah komponen komputer yang berfungsi untuk menyimpan data baik sementara atau selamanya
- Output, perangkat keras komputer yang berfungsi untuk menampilkan keluaran sebagai hasil pengolahan data

B. STRUKTUR KOGNISI MANUSIA

1. Pengertian Struktur Kognisi ManusiaMenurut
Piaget (1896) struktur kognitif merupakan mental framework yang dibangun seseorang dengan mengambil informasi dari lingkungan dan menginterpretasi, mereorganisasi, serta mentransformasikannya. Struktur kognitif seseorang tidak lain adalah organisasi pengetahuan faktual yang diperoleh dari lingkungan. Struktur kognitif yang terbentuk dari informasi lingkungan sebagai suatu stimulus dari lingkungan yang selalu berubah, maka struktur kognitif atau pengetahuan pun akan terus berkembang.
2. Komponen-komponen Struktur Kognisi Manusia
a. Komponen Skema / Struktur Kognitif
Adalah proses atau cara mengorganisir dan merespons berbagai pengalaman. Atau suatu pola sistematis dari tindakan, perilaku, pikiran, dan strategi pemecahan masalah yang memberikan suatu kerangka pemikiran dalam menghadapi berbagai tantangan dan jenis situasi.
b. Komponen Adaptasi / Struktur Fungsional
Piaget menggunakan istilah ini untuk menunjukkan pentingnya pola hubungan individu dengan lingkungannya dalam proses perkembangan kognitif. Piaget yakin bahwa bayi manusia ketika dilahirkan telah dilengkapi dengan kebutuhan-kebutuhan dan juga kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Menurut Piaget, ada tiga proses adaptasi yaitu:
1) Asimilasi
Integrasi antara elemen-elemen eksternal (dari luar) terhadap struktur yang sudah lengkap pada organism. Asimilasi terjadi ketika individu menggunakan informasi baru ke dalam pengetahuan mendalam yang sudah ada.
2) Akomodasi
Menciptakan langkah baru atau memperbarui atau menggabung-gabungkan istilah lama untuk menghadapi tantangan baru. Akomodasi kognitif berarti mengubah struktur kognitif yang telah dimiliki sebelumnya untuk disesuaikan dengan objek stimulus eksternal
3) Equilibrasi
Equilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.


C. KAITAN ANTARA STRUKTUR KOGNISI MANUSIA DAN ARSITEKTUR KOMPUTER
Terdapat hubungan yang erat antara Struktur kognisi Manusia dan Arsitektur Komputer bisa dikatakan seperti itu karena Arsitektur Komputer itu sendiri merupakan sistem komputer yang terkait dengan seorang programmer sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja.dan untuk menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja dibutuhkan lah struktur kognisi manusia . karena untuk menciptakan sebuah computer diperlukan struktur kognisi yaitu pemikiran ,pengetahuan bagaimana menciptakan sebuah computer baik itu dibuat begitupun sebaliknya.

D. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN ARSITEKTUR KOMPUTER DIBANDINGKAN STRUKTUR KOGNISI MANUSIA
1. Kelebihan arsitektur komputer :
- Bisa digunakan oleh lebih dari pengguna (multi user)
- Dapat membuka beberapa program dalam waktu bersamaan
- Memiliki beberapa prosesor
2. Kekurangan arsitektur komputer :
- Membutuhkan daya listrik
- Harganya cenderung mahal
- Membutuhkan ruang untuk penyimpanannya

3. Kelebihan struktur kognisi manusia
- Struktur kognisi lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan yang jelas
- Dapat mengoptimalisasikan kerja otak secara maksimal

4. Kekurangan struktur kognisi manusia
- Terkadang sulit menerapkan apa yang telah dipelajari kedalam kehidupan sehari-hari

E. CONTOH KASUS
Diagnosa penyakit merupakan hal yang sangat sensitif karena menyangkut nyawa manusia, oleh karena itu hasil diagnosa haruslah akurat, cepat dan tepat. Untuk mencapai hasil tersebut, maka solusinya adalah menggabungkan kelebihan pada komputer dan juga kelebihan manusia (dokter). Untuk kroscek gejala penyakit dengan bank data diagnosa, itu dilakukan oleh komputer karena bisa dilakukan dengan sangat cepat dan akurat, namun untuk menetapkan hasil diagnosa, maka tetap harus menggunakan kemampuan kognitif dari dokter, karena dia bisa merasakan, menilai dan mengambil keputusan. Dengan kata lain, komputer digunakan untuk menunjang kemampuan koginitif manusia dalam rangka memudahkan pengambilan keputusan.

F. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2013). Komponen-komponen arsitektur komputer https://Prezi.com/mtexjt moaufh/komponen-komponen-arsitektur-komputer/. Diunduh tanggal 27 Oktober 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_komputer
Solso, R., Maclin,O., K. (2007). Psikologi Kognitif edisi ke delapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sora. 2014. Pengertian Arsitektur Komputer Secara Lebih Jelas. http://www.pengertianku.net/2014/12/pengertian-arsitektur-komputer-secara-lebih-jelas.html

PENGANTAR SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

TUGAS 1
Nama : Irma Damayanti
Kelas: 4PA13
NPM : 14513492

PENGANTAR SISTEM INFORMASI PSIKLOGI

A. SISTEM

1. Pengertian Sistem
Kata sistem mempunyai beberapa pengertian, tergntung dari sudut pandang mana kata tersebut didefinisikan. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan menurut Kusrini yaitu :
a. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen-elemen atau kelompoknya yang dalam hal ini sistem itu didefinisikan sebagai “suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu aturan tertentu”
b. Pendekatan sistem sebagai jaringan kerja dari prosedur, yang lebih menekankan urutan operasi didalam sistem. Prosedur didefinisikan oleh Richard F. Neushl sebagai “urutan operasi kerja, yang biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departeme, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi bisnis yang terjadi.
Menurut Anatol Raporot (dalam Raymond, 2008) sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.
Menurut Azhar Susanto (dalam Ladjamudin, 2005) sistem adalah kumpulan ataugroup dari sub sistem atau bagian dan komponen apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.
Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu kumpulan yang memiliki komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efektif.

2. Karakteristik Sistem
a. Komponen sitem (Component)
b. Batasan sistem (Boundary)
c. Subsistem
d. Lingkungan luar sistem (Environment)
e. Penghubung sistem (Interface)
f. Masukan sistem (Input)
g. Keluaran sistem (Output)
h. Pengolahan sistem (process)
i. Sasaran sitem ( Object)

B. INFORMASI

1. Pengertian Informasi
Menurut Jogiyanto (dalam Marimin, 2006) informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Menurut George H. Bodnar, (2000) informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.
Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini aau mendukung sumber informasi.
Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti serta bermanfaat bagi penerimanya untuk suatu pengambilan keputusan.
2. Kualitas Informasi
a. Akurat
b. Tepat pada waktunya (timeliness)
c. Relevan

C. PSIKOLOGI

1. Pengertian Psikologi
Menurut Crow & Crow (dalam Basuki, 2008) (pschycology is the study of human behavior and human relationship) Psikologi ialah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik berupa manusia lain (human relationship) maupun bukan manusia seperti hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya.
Menurut Wundt (dalam Basuki, 2008) psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran manusia(the science of human consciousness), dalam psikologi keadaan jiwa direfleksikan dalam kesadaran manusia.
Menurut menurut Plotnik (dalam Basuki, 2008) psikologi merupakan studi yang sistematik dan ilmiah tentang perilaku dan proses mental.
Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku terbuka dan tertutup manusia baik secara individu maupun kelompok.

D. SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

Untuk menghasilkan informasi yang berkualitas maka dibutalah sistem informasi. Sisteminformasi didefinisikan oleh Robert A. Laitch dan K. Roscoe Bavis (dalam Karsini, 2007) sebagai berikut “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang di perlukan.”
Sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat dijadikan untuk meningkatkan penguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian, perencana, dan pengelolaan.

E. CONTOH KASUS

Saya pernah mengikuti beberapa test psikologi melalui sebuah sosial media secara online, dimana disana kita diminta untuk mengisi beberapa soal dengan pilihan ganda sebagai jawabannya. Setelah di ikuti lebih lanjut, dapat diketahui soal-soal tersebut merupakan salah satu dari test proyektif yang disederhanakan dan dibuat lebih mudah dipahami. Dengan mengisi pilihan ganda yang tersedia dan menjadikan jawaban paling dominan sebagai tolak ukur hasil test, keluarlah hasil test tersebut setelah selesai mengerjakan semua soal yang ada hanya dalam waktu yang singkat dan praktis. Dari hal tersebut, menurut saya merupakan penggunaan suatu sistem informasi dalam hal psikologi. Dimana pengertian sistem informasi sendiri adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen dengan sistem terbuka yang menghasilkan informasi dengan menggunakan siklus Input-Proses-Output. Dan test psikologi secara online ini merupakan suatu kemajuan di bidang psikologi yang memudahkan seseorang untuk melakukan tes dengan waktu yang singkat, praktis karena bisa dilakukan atau akses dimana saja, dan kapan saja. Tetapi dalam hal ini menurut saya masih ada kekurangan karena dalam tes psikologi online pasti kurang akurat dibandingkan dengan tes yang dilakukan secara langsung. Sebaiknya dalam tes psikologi online harus bisa dipercaya dengan sumber yang jelas dan keakuratan yang bisa dijamin.

F. DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Heru. (2008). Seri diklat kuliah, psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
George H. Bodnar. (2000). Sistem informasi akuntansi, Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Kusrini, S.K., & Koniyo, A. (2007). Tuntutan praktis membangun sistem informasi akuntansi dengan visual basic dan microsoft SQL server. Yogyakarta : C.V Andy offset.
Ladjamudin, Bin Al-Bahra. (2005). Analisis dan desain sistem informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Marimin. Tanjung, H. Prabowo, H. (2006). Sistem informasi manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Grasindo
Raymond McLeod J.R dan George P Shcell. (2008). Sistem informasi manajemen. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Selasa, 05 Januari 2016

Empowerment, Stress dan Konflik

Empowerment, Stress dan Konflik

Nama : Irma Damayanti
Kelas : 3PA13
Npm : 14513492
Tugas : Psikologi Manajemen 4

BAB 1 PENDAHULUAN
Apa itu Empowerment ?
Empowerment, merupakan istilah yang cukup populer dalam bidang manajemen khususnya manajemen Sumber Daya Manusia. Banyak penafsiran tentang empowerment. Dan salah satu penafsiran yang dikenal oleh sebagian besar dari kita adalah empowermentsebagai pendelegasian wewenang dari atasan kepada bawahan
Apa itu stress ?
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atausumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting
Apa itu konflik ?
Konflik adalah suatu masalah sosial yang timbul karena adanya perbedaan pandangan yang terjadi di dalam masyarakat maupun negara
Jadi disini kami akan membahas tentang Empowerment, Stress dan Konflik dandefinisi, berbagai aspek serta penyebabnya.

BAB 2 PENDAHULUAN
1. Empowerment
a. Definisi Empowerment
Empowerment yaitu upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat..Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikan peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri.
Secara umum pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu proses sosial multi-dimensional yang membantu penduduk untuk mengawasi kehidupannya sendiri. Pemberdayaan itu merupakan suatu proses yang memupuk kekuasaan (yaitu, kemampuan mengimplementasikan) pada individu, untuk penggunaan bagi kehidupan mereka sendiri, komunitas mereka, dengan berbuat mengenai norma - norma yang mereka tentukan. (Page & Czuba, 1999:3).
Richard Carver, Managing Director dari Coverdale Organization mendefinisikan empowerment sebagai mendorong dan membolehkan seseorang untuk mengambil tanggung jawab secara pribadi untuk meningkatkan atau memperbaiki cara-cara menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kontribusi dalam pencapaian sasaran organisasi. Empowerment memerlukan penciptaan budaya yang mendorong pegawai dalam setiap tingkatan untuk melakukan sesuatu yang berbeda dan membantu pegawai untuk percaya diri dan kemampuan untuk melakukan perubahan.
Menurut Webster dan Oxford English Dictionary (Priyono dan Pranarka, 1996) kata empowerment atau empower mengandung dua pengertian yaitu; pertama to give power or authority to, kedua to give ability or enable . Jadi dapat dipahami pengertian pertama sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedangkan pada pengertian kedua dipahami sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan.
b. Tujuan empowerment
Merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya.
Tujuan dari pemberdayaan atau empowerment adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian masyarakat adalah kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan mengerahkan sumberdaya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut.

c. Kunci efektif Empowerment
Hulme dan Turner (1990:214-215) berpendapat bahwa pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal maupun nasional. Oleh karena itu pemberdayaan sifatnya individual dan kolektif. Pemberdayaan juga merupakan suatu proses yang menyangkut hubungan kekuasaan kekuatan yang berubah antar individu, kelompok dan lembaga.
Konsep pemberdayaan (empowerment), menurut Friedmann muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan” dan “harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan, sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada masyarakat, sehingga pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi.
Selanjutnya Friedmann dalam Prijono dan Pranaka (1996) menyatakan bahwa kekuatan aspek sosial ekonomi masyarakat menjadi akses terhadap dasar-dasar produksi tertentu suatu rumah tangga yaitu informasi, pengetahuan dan ketrampilan, partisipasi dalam organisasi dan sumber-sumber keuangan, ada korelasi yang positif, bila ekonomi rumah tangga tersebut meningkatk aksesnya pada dasar-dasar produksi maka akan meningkat pula tujuan yang dicapai peningkatan akses rumah tangga terhadap dasar-dasar kekayaan produktif mereka.

2. Stres
a. Definisi stress
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atausumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.
Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.

b. Sumber-sumber Stress
Sumber-sumber stress didalam diri seseorang : Kadang-kadang sumber stress itu ada didalam diri seseorang. Salah satunya melalui kesakitan. Tingkatan stress yang muncul tergantung pada rasa sakit dan umur inividu(sarafino,1990). Stress juga akan muncul dalam seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang melawan, bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stress yang utama.
Sumber-sumber stress di dalam keluarga : Stress di sini juga dapat bersumber dari interaksi di antara para anggota keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah keuangan, perasaan saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda dll. Misalnya : perbedaan keinginan tentang acara televisi yang akan ditonton, perselisihan antara orang tua dan anak-anak yang menyetel tape-nya keras-keras, tinggal di suatu lingkungan yang terlalu sesak, kehadiran adik baru. Khusus pada penambahan adik baru ini, dapat menimbulkan perasaan stress terutama pada diri ibu yang selama hamil (selain perasaan senang, tentu), dan setelah kelahiran. Rasa stress pada ayah sehubungan dengan adanya anggota baru dalam keluarga, sebagai kekhawatiran akan berubahnya interaksi dengan ibu sebagai istrinya atau kekhawatiran akan tambahan biaya. Pra orang tua yang kehilangan anak-anaknya atau pasanganya karena kematian akan merasa kehilangan arti (sarafino,1990.
Menurut Sarafino (1990) stress kerja dapat disebabkan karena :
a. Lingkungan fisik yang terlalu menekan
b. Kurangnya kontrol yang dirasakan
c. Kurangnya hubungan interpersonal
d. Kurangnya pengakuan terhadap kemajuan kerja

c. Pendekatan Stress
Strategi coping yang spontan mengatasi strees
Dukungan sosial dan konsep-konsep terkait : beberapa penulis meletakkan dukungan sosial terutama dalam konteks hubungan yang akrab atau ‘kualitas hubungan’ (Winnubst dkk,1988). Menurut Robin & Salovey (1989) perkawinan dan keluarga barangkali merupakan sumber dukungan sosial yang penting. Akrab adalah penting dalam masalah dukungan sosial, dan hanya mereka yang tidak terjalin suatu keakraban berada pada resiko. Para ilmuan lainnya menetapkan dukungan sosial dalam rangka jejaring sosial. Wellman(1985) meletakkan dukungan sosial didalam analisis jaringan yang lebih longgar : dukungan sosial yan hanya dapat dipahami kalau orang tahu tentang struktur jaringan yang lebih luas yang didalamnya seorang terintegrasi. Segi-segi struktural jaringan ini mencangkup pengaturan-pengaturan hidup, frekuensi kontak, keikutsertaan dalam kegiatan sosial, keterlibatan dalam jaringan sosial (Ritter,1988). Rook (1985) menganggap dukungan sosial sebagai satu diantara fungsi pertalian (atau ikatan) sosial. Segi-segi fungsional mencangkup : dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan, pemberian nasehat atau informasi, pemberian bantuan material (Ritter, 1988). Ikatan-ikatan sosial menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari hubungan interpersonal.
Dukungan sosial sebagai ‘kognisi’ atau ‘fakta sosial’ : “Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan/atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerimaan”(Gottlieb, 1983).
Jenis dukungan sosial :
- Dukungan emosional
- Dukungan penghargaan
- Dukungan instrumental
- Dukungan informatif
3. Konflik
a. Definisi Konflik
Menurut Alabaness, Pengertian Konflik adalah kondisi yang dipersepsikan ada di antara pihak-pihak atau lebih merasakan adanya ketidaksesuaian antara tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan pihak lain.
Konflik adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih banyak menyangkut persepsi dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya. Dengan demikian jika suatu keadaan tidak dirasakan sebagai konflik, maka pada dasarnya konflik tersebut tidak ada dan begitu juga sebaliknya.
b. Faktor Penyebab
Faktor penyebab konflik ada bermacam-macam. Beberapa faktor penyebab konflik, yaitu :
(1) Salah satu faktor penyebab konflik adalah Saling bergantungan. Saling bergantungan dalam pekerjaan terjadi jika dua kelompok organisasi atau lebih saling membutuhkan satu sama lain guna menyelesaikan tugas.
(2) Salah satu faktor penyebab konflik ialah perbedaan tujuan. Perbedaan tujuan yang terdapat diantara satu bagian dengan bagian yang lain yang tidak sepaham bisa menjadi faktor penyebab munculnya konflik.
(3) Salah satu faktor penyebab konflik yaitu perbedaan persepsi atau pendapat. Dalam hal menghadapi suatu masalah, perbedaan persepsi yang ditimbulkan inilah yang menyebabkan munculnya konflik.

Faktor penyebab konflik menurut Smith, Mazzarella dan Piele antara lain :

(1) Masalah komunikasi merupakan salah satu faktor penyebab konflik, yang bisa terjadi pada masing-masing atau gabungan dari unsur-unsur komunikasi, yaitu sumber komunikasi, pesan, penerima pesan dan saluran.
(2) Struktur organisasi merupakan salah satu faktor penyebab konflik, yang secara potensial dapat memunculkan konflik. Pada setiap departemen atau fungsi dalam organisasi mempunyai kepentingan, tujuan dan programnya sendiri-sendiri yang seringkali berbeda dengan yang lain.
(3) Faktor manusia merupakan salah satu faktor penyebab konflik, sifat manusia satu dengan yang lain berbeda dan juga unik. Hal ini yang berpotensi memunculkan konflik.
c. Ada tiga pandangan mengenai konflik, yaitu :
(1) Pandangan Tradisional, menyatakan bahwa konflik harus dihindari karena akan menimbulkan kerugian. Dalam aliran ini memandang konflik sebagai sesuatu yang tidak menguntungkan, sesuatu yang buruk dan selalu merugikan dalam organisasi. Oleh karenanya, konflik harus dicegah dan dihindari sebisa mungkin dengan mencari akar permasalahannya.
(2) Pandangan Hubungan Kemanusiaan, menyatakan bahwa konflik merupakan sesuatu yang alamiah, wajar dan tidak terelakkan dalam setiap kelompok manusia. Konflik tidak selalu dipandang buruk karena memiliki potensi kekuatan yang positif di dalam menentukan kinerja kelompok. Konflik ini tidak selamanya bersifat merugikan, bahkan bisa menguntungkan, yang oleh karena itu konflik harus dikelola dengan baik.
(3) Pandangan Interaksionis, menyatakan bahwa konflik bukan sekedar sesuatu kekuatan positif dalam suatu kelompok, akan tetapi mutlak diperlukan untuk suatu kelompok agar dapat berkinerja positif, dengan demikian konflik harus diciptakan. Pandangan ini didasarkan pada keyakinan bahwa organisasi yang harmonis, tenang dan damai ini justru akan membuat organisasi itu menjadi statis dan tidak inovatif. Hal ini kemudian berdampak pada kinerja organisasi yang menjadi rendah.


DAFTAR PUSTAKA
 http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-konflik-faktor-penyebabnya.html
 Christian,M.2005.Jinakkan stress.Bandung:Nexx Media
 Smet,Bart.1994.Psikologi kesehatan.Jakarta:Gramedia.
 Siswanto. 2007. Kesehatan Mental; Konsep, Cakupan, dan Perkembangannya. Yogyakarta:
 http://www.binapotensiaindonesia.com/2013/11/21/empowerment/diakses 10 januari 2014
 https://hestuningikrarini.wordpress.com/2014/12/02/empowerment-stres-dan-konflik-definisi-empowerment-kunci-efektif-empowerment-definisi-stres-sumber-stres-dan-pendekatan-stres
 www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/…/bab7-stres_lingkungan.pdf
 As’ad, M. (1999). Psikologi Industri (Seri Ilmu Sumber Daya Manusia). Yogyakarta :
Liberty.
 Hulme, David & M. Turner. (1990). Sociology of Development: Theories, Policies and
 Practices. Hertfordshire: Harvester Whearsheaf.
 Robbins, P. Stephen. (2002). Perilaku Organisasi Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Prehallindo.

POAC

Nama : Irma Damayanti
Kelas : 3PA13
Npm : 14513492
Tugas : Psikologi Manajemen ke 3

POAC

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) adalah struktur perusahaan yang dibuat guna mencapai tujuan perusahaan.
1. Perencanaan (Planning) adalah “keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan dating dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan” (Siagian, 1997:108)
2. Organisasi (Organizing)
Organisasi adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara. Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi (organization analysis).
3. Penggerakkan (Actuating)
Fungsi manajemen yang berhubungan dengan bagaimana cara menggerakkan kerabat kerja (bawahan) agar bekerja dengan penuh kesadaran tanpa paksaan. Delegasi :organisasi biasanya mulai mengembangkan struktur yang didesentralisasi, hal ini dapat mempertinggi motivasi pada level bawah, namun muncul krisis bahwa pemimpin terus merasa kehilangan kontrol atas bidang oprasi yang sangat terspesialisasi. Kolaborasi : menekankan spontanitas tindakan manajemen yang lebih besar melalui tim dan penyelesaian perbedaan-perbedaan antar pribadi secara tepat. Kontrol sosial dan pendisiplinan pribadi menggantikan kontrol formal.
4. Pengawasan (Controlling)
Menurut Schermerhorn dalam Ernie dan Saefullah (2005: 317), mendefinisikan pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan tersebut. Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2006: 303), menyatakan bahwa pengawasan merupakan sebagai proses pemantauan kinerja karyawan berdasarkan standar untuk mengukur kinerja, memastikan kualitas atas penilaian kinerja dan pengambilan informasi yang dapat dijadikan umpan balik pencapaian hasil yang dikomunikasikan ke para karyawan.

PT Unilever Indonesia Tbk salah satu perusahaan yang menjalankan POAC Unilever (IDX: UNVR; Euronext: UNA; NYSE: UN; LSE: ULVR) adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan tahun 1930. Perusahaan ini mempekerjakan 206.000 pekerja. Di Indonesia, Unilever bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh, produk-produk kosmetik, dan produk rumah tanggal.
Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Lever Brothers Indonesia dan pada 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever Indonesia mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1981.dan mempunyai lebih dari 1000 supplier.
B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan PT Unilever dalam menjalankan POAC?
2. Mengapa tujuan tersebut harus dijalankan?
3. Dimana POAC tersebut dijalankan?
4. Siapa yang menjalankan POAC ?
5. Kapan POAC tersebut dijalankan?
6. Bagaimana POAC didalam perusahaan tersebut berjalan?

C. Tujuan dan Prinsip
Standar tertinggi dari perilaku korporat terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.
1. Selalu bekerja dengan integritas
Beroperasi dengan integritas dan rasa hormat pada orang-orang, sentuhan bisnis kami pada organisasi dan lingkungan selalu menjadi pusat dari tanggung jawab corporate kami.
2. Dampak Positif
Kami bertujuan memberikan dampak positif dengan berbagai cara: melalui brand kami, melalui kegiatan komersial dan hubungan kami, melalui kontribusi sukarela, serta berbagai cara lain dimana kami berhubungan dengan masyarakat.
3. Komitmen yang berlanjut
Kami juga berkomitmen untuk terus meningkatkan cara dalam menangani dampak lingkungan dan bekerja dengan tujuan jangka panjang kami dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan.
4. Menjalankan aspirasi kami
Tujuan corporate kami telah memberikan aspirasi bagi kami untuk mengelola bisnis. Hal ini diperkuat peraturan kami dalam prinsip-prinsip bisnis yang menjelaskan standar operasional yang diikuti semua karyawan Unilever, dimanapun mereka berada diseluruh dunia. Aturan ini juga mendukung pendekatan kami pada pemerintah serta tanggung jawab corporate.
5. Bekerja dengan yang lain
Kami ingin bekerja dengan para penyedia sumber daya yang memiliki nilai dan standar yang sama dengan kami dalam bekerja. Peraturan tentang rekanan bisnis, sejalan dengan peraturan prinsip bisnis kami, terdiri dari sepuluh prinsip yang meliputi integritas bisnis dan tanggung jawab yang berhubungan dengan karyawan, konsumen dan lingkungan.

BAB II
PEMBAHASAN

Pada bab ini kami akan membahas salah satu perusahaan yang menjalankan POAC yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk. yang didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Lever Brothers Indonesia dan pada 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever Indonesia mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1981.dan mempunyai lebih dari 1000 supplier.
Unilever (IDX: UNVR; Euronext: UNA; NYSE: UN; LSE: ULVR) adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan tahun 1930. Perusahaan ini mempekerjakan 206.000 pekerja. Di Indonesia, Unilever bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh, produk-produk kosmetik, dan produk rumah tanggal.

VISI
Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh kehidupan setiap orang Indonesia setiap harinya.

MISI
1. Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
2. Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang lain.
3. Kami menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia.
4. Kami senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami tumbuh dua kali lipat sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Untuk bagian-bagian POAC yang dijlalankan guna menjalankan dan mencapai tujuan perusahaan adalah apa saja tujuan perusahaan menjalankan POAC, mengapa tujuan tersebut harus dijalankan, dimana POAC tersebut dijalankan, siapa yang menjalankan POAC, kapan POAC dijalankan, dan bagaimana POAC didalam perusahaan tersebut berjalan. Yang dijabarkan sebagai berikut :
1. Apa tujuan PT. Unilever dalam menjalankan POAC ?
Untuk mengembangkan dan mempertahankan sistem, mekanisme dan praktik yang efektif untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik diterapkan dalam setiap aspek bisnis.
2. Mengapa tujuan tersebut harus dijalankan ?
Agar Visi dan Misi yang telah dibuat tercapai dan mengurangi resiko operasional (Kurangnya bahan mentah), resiko pasar ( Adanya tren pasar yang selalu berubah).
3. Dimana POAC tersebut dijalankan ?
Di lokasi perusahaan yang berada di Jln. Jababeka IX Kavling D 1-29, Cikarang Industrial Estate, Cikarang, Jawa Barat.
4. Siapa yang menjalankan POAC ?
Perusahaan ini diketuai oleh Presiden Direktur, lalu dibawahnya ada audit internal, sekretaris perusahaan, direktur home and personal care, direktur supply chain, direktur customer development, direktur human resource and corporate.
5. Kapan POAC tersebut dijalankan ?
31 Maret 2015/ 31 Desember 2014 dan 1 Januari 2014/ 31 Maret 2015
6. Bagaimana POAC didalam perusahaan tersebut berjalan?
a. Sasaran Jangka Panjang
Pembuatan sasaran jangka panjang ini mengacu kepada strategi induk yang telah ditetapkan sebelumnya. Sasaran Jangka Panjang Unilever adalah memiliki standar perilaku yang tinggi pada perusahaan dalam bekerja sama dengan semua orang, masyarakat dapat tersentuh dan produk yang diciptakan dapat berdampak di lingkungan sekitar


b. Strategi Fungsional
Sasaran jangka pendek mengacu pada strategi fungsional yang sifatnya operasional. Strategi fungsional yang sifatnya lebih operasional ini mengarah kepada berbagai bidang fungsional dalam perusahaan untuk memperjelas hubungan makna strategi utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik. Strategi fungsional ini menjadi penuntun dalam melakukan berbagai aktivitas agar konsisten bukan hanya dengan strategi utamanya saja, melainkan juga dengan strategi dibidang fungsional lainnya. Didalam dunia binis, perusahaan harus mempunyai bidang-bidang fungsional yang utama agar dapat bersaing dengan pesaing bisnisnya, antara lain :
1) Strategi Manajemen Keuangan
Strategi ini harus mampu menentukan arah penggunaan dana baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Strategi ini umumnya berkisar pada tiga hal, yaitu bagaimana perusahaan memperoleh modal, alokasi kapital, dan manajemen modal kerja termasuk dalam hal pembagian keuntungan.
Unilever saat ini memang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya. Namun tidak menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya di Indonesia, Unilever telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol) tahun 1998, kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003. Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak perlu injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukan jika bisa mendukung bisnis utama Unilever yang telah ada. Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya, memproduksi dan memasarkan barang-barang konsumer. Strategi manajemen keuangan Unilever dilakukan melalui pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara seperti Singapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream Wall’s dan teh Sari Wangi buatan made in Cikarang bisa ditemukan di ketiga negara ini. Total ekspor produk Unilever Indonesia mencapai 6% dari omset penjualan.
2) Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia
Kegiatan manajemen sumber daya manusia berkisar pada pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan sumber daya manusia. Agar ketiga pokok kegiatan tersebut berjalan lancar perlu disiapkan sistem yang handal. Tahap pengadaan mencakup perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi dan orientasi. Tahap penggunaan perlu memperhatikan kesesuaian antara kemampuan SDM dan apa yang menjadi tugas serta tanggung jawabnya. Juga perlu diperhatikan hal-hal mengenai kesempatan memperoleh pelatihan dan pendidikan, supervisi, penilaian kinerja, imbalan serta jaminan perlindungan dan kesehatan kerja. Terakhir, pada tahapan pemeliharaan sumber daya manusia tujuannya adalah bagaimana agar karyawan merasa puas bekerja.
Salah satu kekuatan Unilever ada pada kualitas sumber daya manusia. Unilever secara rutin merekrut lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu diberikan pelatihan sistem produksi, pemasaran dan keuangan selama tiga bulan. Mereka tidak langsung kerja tetapi ditraining terlebih dahulu di berbagai bidang seperti manufaktur, pemasaran, penelitian dan pengembangan. Saat ini tenaga kerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah 3.000 orang ini belum termasuk tenaga kerja tidak langsung. Total tenaga kerja yang terserap berjumlah 25.000 orang. Jika diansumsikan satu orang memiliki empat anggota keluarga maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.

KASUS DAN ANALISIS

Saat ini AQUA yang merupakan salah satu merek yang di keluarkan oleh PT Unilever Tbk memiliki 14 pabrik yang tersebar di Jawa dan Sumatera. Kesemuanya ini dari tahun ke tahun menghasilkan keuntungan yang melimpah bagi perusahaan ini. Pada tahun 2004 perusahaan ini berhasil mengantungi keuntungan bersih sampai Rp 41 miliar dan tahun 2005 meskipun menurun keuntungannya tapi masih besar jumlahnya yaitu Rp 34,5 miliar. Harga sahamnya naik terus, puluhan kali lipat dari saat pertama diluncurkan.
Sayangnya kondisi perusahaan yang cenderung membaik ini tidak dibarengi oleh peningkatan kualitas lingkungan dan penduduk di sekitar sumber air tempat perusahaan ini mengambil air untuk proses produksinya. Di Desa Babakan Pari Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat penduduk yang tinggal di sekitar sumber air Aqua mengeluh kesulitan mendapat air bersih. Saat kemarau sebagian sumur milik penduduk mengalami kekeringan. Dahulu menurut warga setempat, memiliki sumur dengan kedalaman 5-7 meter sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tapi sejak tahun 2000, sumur harus digali lebih dalam lagi paling tidak hingga 17 meter.
Penduduk di Polanharjo, Kabupaten Klaten juga mengalami hal yang sama, sejak Aqua beroperasi di wilayah tersebut tahun 2002, penduduk banyak yang merasakan kekurangan air. Semula, air selalu cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan irigasi, akan tetapi sekarang, untuk memenuhi kebutuhan irigasi, petani harus menyewa pompa dan untuk kebutuhan sehari-hari banyak penduduk yang harus membeli air dari tangki air dengan harga yang mahal. Hal ini sangat ironis mengingat Kabupaten Klaten adalah wilayah kaya akan sumber daya air, di satu kabupaten ini saja terdapat 150-an mata air.

Perubahan yang paling dirasakan warga akibat eksploitasi sumber air oleh AQUA adalah menurunnya kualitas dan kuantitas sumber daya air yang ada di desa terhadap penghidupan warga desa itu sendiri. Penurunan daya dukung air ini tampak dari munculnya masalah-masalah krusial (penting dan mendesak) terkait pemanfaatan sumber daya air di tingkat komunitas.
Kampung Pojok berbatasan langsung dengan kampung Kubang Jaya. Berdasarkan wawancara dengan salah satu warga setempat didapat informasi bahwa warga di kampung ini juga mengalami kekurangan air bersih. Kekurangan ini menurut mereka disebabkan karena adanya eksploitasi mata air Kubang oleh pihak AQUA. Pengaruh negatif yang dialami warga yaitu berkurangnya ketersediaan air yang ada di dalam sumur. Selain itu, debit air yang melewati saluran/selokan air di kampung juga, jumlahnya sudah sangat jauh berkurang. Hal ini dilihat sendiri oleh penulis pada saat observasi melewati kampong ini. Air yang mengalir lewat selokan-selokan warga jumlahnya sudah sangat kecil. Akibatnya, debit air yang mengalir ke pancuran air untuk umum juga mengecil, serta kolam-kolam ikan milik warga juga mengalami kekurangan air.

ANALISIS

1. Aspek Lingkungan
Dari aspek lingkungan, perubahan yang paling dirasakan warga akibat eksploitasi sumber air oleh AQUA adalah menurunnya kualitas dan kuantitas sumber daya air yang ada di desa terhadap penghidupan warga desa itu sendiri. Penurunan daya dukung air ini tampak dari munculnya masalah-masalah krusial (penting dan mendesak) terkait pemanfaatan sumber daya air di tingkat komunitas. Terdapat dua masalah utama yang dialami warga sebagaimana diuraikan di bawah ini:
a. Kurangnya ketersediaan air bersih untuk konsumsi rumah tangga sehari-hari
Air untuk konsumsi rumah tangga termasuk: air untuk minum, memasak, mencuci, mandi, wudhu dan lain-lain. Adanya masalah ini terlihat dari berkurangnya secara drastis jumlah air yang ada di dalam sumur, di pancuran dan air permukaan hampir semua kampung mengalami masalah kekurangan air rumah tangga.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa munculnya persoalan tersebut terkait erat dengan adanya pengambilan air secara besar-besaran oleh perusahaan AMDK AQUA terhadap sumber/mata air di kampung tersebut. Sebelum beroperasinya AQUA, ketersediaan air oleh warga dinilai cukup melimpah. Sumur dulunya selalu penuh terisi air, walaupun musim kemarau telah berjalan 5 bulan. Air yang berasal dari rembesan/resapan air di tebing-tebing cukup banyak jumlahnya sehingga bias ditampung dan dimanfaatkan oleh warga. Bahkan, setiap cekungan (legok) dahulunya selalu penuh terisi air. Sekarang, setelah pengambilan sumber air oleh AQUA berjalan sekitar 14 tahun, situasi ketersediaan air untuk rumah tangga dinilai semakin memburuk. Air sumur sudah kering pada awal musim kemarau. Debit air pancuran (mata air/air rembesan di bawah tanah) semakin mengecil dari tahun ke tahun. Cekungan-cekungan yang biasanya mengandung banyak air, sekarang menjadi kering.
Berdasarkan wawancara dengan sejumlah warga, didapat kecenderungan opini yang menyatakan bahwa pengambilan air oleh AQUA telah berdampak negatif terhadap pemenuhan kebutuhan air rumah tangga mereka. Bentuk dampak negatif yang umum terjadi/paling dirasakan warga adalah turunnya muka air sumur. Sumur gali warga umumnya sudah ada jauh sebelum adanya eksploitasi air oleh AQUA. Dengan demikian, secara kuantitas warga yang terkena dampak negatif akibat eksploitasi AQUA tersebut, jumlahnya relatif besar.
Turunnya muka air sumur ini tampak dari maraknya pendalaman sumur yang dilakukan warga beberapa tahun terakhir ini. Besarnya pertambahan kedalaman penggalian sumur relatif bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh lokasi di mana sumur itu digali. Berdasarkan temuan di lapang, didapat selang nilai pertambahan kedalaman sumur yang cukup signifikan yaitu sekitar 5-8 meter. Hal ini bisa diartikan bahwa akibat eksploitasi air oleh AQUA, ada penurunan tinggi muka air tanah pada sumur gali warga sebesar 5-8 m.
Selain turunnya muka air sumur, dampak negatif lain akibat eksploitasi sumber air oleh AQUA adalah berkurangnya debit air yang mengalir di tempat-tempat pengambilan air milik umum seperti mata air/pancuran serta berkurangnya air permukaan yang mengalir lewat saluran/selokan air, sungai, danau (setu) dan lain-lain. Berdasarkan analisis warga, berbagai dampak negatif ini bias mereka alami karena air bawah tanah yang disedot oleh AQUA jumlahnya sangat besar. Sehingga, pengaruhnya terasa hingga radius (jarak) yang sangat jauh, yakni hingga ke kampung-kampung di bagian atas desa (daerah tangkapan air) yang letaknya jauh dari sumber air. Hal ini cukup logis apabila dikaitkan dengan sifat air yang selalu menuju tempat yang lebih rendah. Demikian pula berlaku pada air tanah dan air permukaan pada bukit-bukit sekeliling lembah. Air tersebut akan mengalir turun menuju daerah lembah. Daerah mata air yang dieksploitasi AQUA merupakan daerah lembah yang letaknya di bagian paling bawah dari desa. Sehingga ketika air bawah tanah yang terdapat di sebelah bawah disedot secara besar-besaran, otomatis air di sebelah atas akan ikut tersedot.
b. Kurangnya ketersediaan air untuk pertanian (sawah).
Masalah ini dialami oleh petani dari hampir semua kampung yang termasuk lingkungan desa. Pada musim hujan seperti sekarang ini, sawah masih kekurangan air. Apalagi pada musim kemarau, sawah petani berubah menjadi sawah tadah hujan karena air di selokan sangat kecil bahkan kebanyakan sawah mengalami kekeringan. Akibatnya menurut petani pertumbuhan tanaman padi mereka menjadi terganggu. Fenomena lain yang terjadi akibat masalah ini adalah petani berlomba-lomba saling mendahului dalam memulai masa tanam padi supaya kebutuhan air sawah bisa tercukupi.
Pendapat komunitas warga mengenai dampak eksploitasi air oleh AQUA terhadap ketersediaan air untuk pertanian (utamanya sawah), masih beragam. Sebagian warga mengatakan bahwa dampak eksploitasi AQUA terhadap ketersediaan air untuk pertanian (sawah) relatif tidak besar. Kebanyakan dari warga yang diwawancarai berpendapat bahwa kekurangan air untuk irigasi sawah mereka, tidak secara langsung disebabkan oleh adanya eksploitasi air oleh AQUA. Pendapat ini didasari oleh kenyataan, bahwa sumber air untuk mengairi sawah-sawah petani di desa tidak berasal dari mata air yang dieksploitasi oleh AQUA. Selain itu, posisi mata air yang terletak di bagian bawah desa, secara teknis menyulitkan untuk dimanfaatkan untuk keperluan air irigasi sawah. Walau demikian, karena air dari mata air ini terbuang juga ke sungai, pengaruh eksploitasi air oleh AQUA ini diduga masih berpengaruh ke area pertanian yang ada di desa-desa lain.

BAB III
KESIMPULAN

Eksploitasi sumber air yang dilakukan perusahaan AMDK AQUA di lokasi studi (Desa Babakan Pari) telah membawa dampak yang merugikan warga setempat yakni makin terbatasnya akses warga atas sumber daya air. Selain karena penguasaan/pemilikan kawasan sumber air oleh pihak AQUA (dan perusahaan AMDK lainnya), hal ini terutama disebabkan karena volume air bawah tanah yang dieksploitasi AQUA jumlahnya sangat besar. Sehinga terjadi pengurangan ketersediaan air yang sangat parah/drastis pada sumber-sumber air yang biasa dimanfaatkan warga setempat (sumur gali, mata air, pancuran air).
Walau dampak negatif eksploitasi air oleh AQUA telah disadari dan dirasakan oleh warga Babakan Pari, akan tetapi secara umum warga setempat masih bersikap toleran terhadap keberadaan AQUA. Memang, banyak suara-suara warga yang bernada mengkritik terhadap keberadaan AQUA. Akan tetapi belum ada gerakan secara kolektif dan meluas dari komunitas warga untuk menolak/menggugat keberadaan AQUA. Konflik yang terjadi antara warga dan AQUA lebih bersifat kasuistis/lokal (tingkat RT/kampung). Konflik umumnya dipicu oleh ketidakpuasan sekelompok warga karena tuntutan/permintaannya tidak dipenuhi oleh pihak AQUA. Untuk mengatasinya, strategi AQUA adalah memenuhi tuntutan warga. Selain itu, AQUA secara rutin juga memberikan berbagai bantuan/sumbangan kepada komunitas warga dan berbagai lembaga/organisasi yang ada di desa. Strategi tersebut tampaknya cukup efektif untuk meredam ekskalasi konflik antara komunitas warga dan AQUA.
Kontribusi dari pihak pemerintah desa, kecamatan hingga kabupaten untuk mengatasi dampak dan persoalan yang di hadapi komunitas warga di lokasi studi akibat eksploitasi perusahaan AMDK AQUA, dinilai warga belum memadai. Pihak pemerintah (desa kecamatan-kabupaten) secara umum mendukung secara penuh keberadaan AQUA. Hal ini tampak dari berbagai aturan/kebijakan pemerintah yang lebih memberikan kemudahan dan keuntungan bagi AQUA ketimbang membela kepentingan masyarakat yang dirugikan oleh eksploitasi air yang dilakukan AQUA. Di tingkat lapangan, pelaksanaan kebijakan-kebijakan terkait upaya konservasi (tanah dan air) yang harus dipenuhi AQUA, tampaknya tidak berjalan. Sikap DPRD Sukabumi tampaknya cukup keras mengkritik pelaksanaan tanggung jawab sosial AQUA terhadap masyarakat lokal dan konservasi lingkungan. Akan tetapi, karena posisi DPRD yang bukan eksekutor kebijakan, suara DPRD tampaknya tidak cukup efektif mendorong perubahan di tingkat lapangan (masyarakat). Pihak eksekutif (Pemkab Sukabumi, pemerintah kecamatan, pemerintah desa) sendiri, kurang bisa berperan dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan dan program yang efektif dalam mengakomodir kepentingan/kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat. Di pihak lain, peran LSM-LSM setempat, dinilai belum begitu efektif dalam mendorong perubahan-perubahan (sosial, ekonomi, politik) yang signifikan di tingkat basis (masyarakat). Bahkan, di tingkat tertentu, peran LSM-LSM tersebut masih sarat dengan kepentingan pragmatis seperti untuk mendapatkan keuntungan (dana, materi, dll.) bagi organisasinya semata dan prestise/pengakuan di mata pihak lain. Adapun masyarakat setempat cenderung hanya dimanfaatkan sebagai alat untuk mencapai kepentingan/tujuan LSM tersebut. Berbagai kontribusi dari pihak AQUA cenderung hanya digunakan sebagai strategi untuk membangun citra positif perusahaan di mata masyarakat dan untuk meredam ekskalasi konflik antara AQUA dan warga setempat. Kontribusi tersebut secara umum belum mampu menjawab kebutuhan/persoalan riil di tingkat masyarakat seperti kekurangan air, pengangguran/penyediaan lapangan kerja, peningkatan ekonomi, dan sebagainya. Selain itu, kontribusi AQUA terhadap konservasi lingkungan setempat tampaknya tidak cukup signifikan untuk mengimbangi degradasi lingkungan yang terus terjadi sebagai akibat dari eksploitasi air yang dilakukannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ridho, Akhmad Annas Akbar. “Planning, Organizing, Actuating, Controlling”. 14 November 2015. http://yobeaggerkosongsatoe.blogspot.co.id/2010/04/planning-organizing-actuating.html
Unilever. 14 November 2015. http://www.unilever.co.id/id/aboutus/introductiontounilever/
Unilever. 14 November 2015. http://www.unilever.co.id/id/aboutus/ourmission/
Unilever. 14 November 2015. Unilever. http://www.unilever.co.id/id/aboutus/purposeandprinciples/
Unilever. 14 November 2015. http://www.unilever.co.id/id/aboutus/ourhistory/
Nurwandari, Intan. 14 November 2015. http://inuwandari.blogspot.co.id/2013/12/sistem-informasi-manajemen-ptunilever.html
Unilever. 14 November 2015. http://www.unilever.co.id/id/aboutus/tatakelolausaha/
Unilever. 14 November 2015 http://www.unilever.co.id/id/Images/UNVR%20Q1%202015_tcm108-424932.pdf
Wanto, Tri. 14 November 2015. https://wantosvofckhe.wordpress.com/implementasi-rencana-starategi-pt-unilever-indonesia/
Mangoting, Daniel., & Surono,Indro. (2006). Pemantauan dampak eksploitasi AMDK “AQUA” terhadap lingkungan dan penduduk sekitar pabrik (kasus pt tirta investama di kabupaten sukabumi). Studi Awal. http://www.kruha.org/oneMODUL/oneDocument/1300273897.pdf